Dibalik Kecurangan SPBU atau POM Bensin

Kecurangan SPBU - Baca Berita, Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Kota Depok, Jawa Barat itu kini sepi pengunjung. Biasanya saban hari antrean panjang kendaraan baik roda dua maupun empat bisa meluber sampai jalan raya. Namun beberapa tahun belakangan, pelanggannya mulai berkurang.

Bukan tanpa sebab, SPBU berlogo Pasti Pas itu juga harus bersaing dengan Pom Bensin lain yang jaraknya sekitar tiga kilometer. Alasan lain pindahnya pelanggan itu disinyalir SPBU dengan registrasi nomor depan 34 itu juga mengakali pelanggan.
"Sudah enggak pernah beli di sana lagi. Kalau isi bensin bedanya bisa Rp 3 ribu sendiri sama Pom lain," ujar Tinus, seorang karyawan perusahaan swasta di Jakarta Barat saat berbincang dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Kebetulan Tinus bertempat tinggal di sebuah kampung, Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saban hari dia melintasi SPBU itu lantaran kediamannya bersebelahan dengan salah satu kecamatan di Kota Depok. Akses jalan menuju rumahnya pun memang harus melintasi SPBU tersebut.

Tinus mencurigai jika takaran di SPBU itu dimainkan. Pasalnya, sepeda motor RX King tahun 2002 miliknya hanya menghabiskan bensin sekitar empat liter untuk akomodasi menuju kantornya.

"Tangki saya memang enggak pernah kosong. Kalau isi cuma tambah saja, jadi ketahuan kalau di curangi. Kalau isi di sana pasti beda, biasanya Rp 30 ribu sudah penuh. Tapi kalau isi di sana enggak penuh," ujarnya. Dia pun menjelaskan, kapasitas tangki motornya hanya 9,5 liter. Sedangkan jarak tempuh menuju kantor di Jakarta Barat hanya 33 kilometer dan menghabiskan bahan bakar sekitar empat liter.

"Yah kalau Rp 30 ribu sekitar 4 liter lebih sedikit," ujar Tinus.

Praktik kecurangan Pompa Bensin memang jarang disadari pelanggan. Pasalnya jumlah angka bahan bakar yang dibeli setiap orang biasanya berbeda. Selain itu kecurangan dilakukan dengan selisih sedikit, jarang diketahui. Berbeda jika beli dalam jumlah besar, tentunya kecurangan dilakukan SPBU akan lebih terlihat.

Salah satu pegawai Pom Bensin di wilayah, Jakarta Timur berinisial MAK, 30 tahun menjelaskan praktik curang yang dilakukan SPBU maupun para karyawannya. Modus kecurangan itu menurut MAK memang berbeda-beda. Meski dia awalnya takut, namun akhirnya menjelaskan kecurangan tersebut untuk sekedar pengetahuan.

Kepada merdeka.com, MAK bercerita jika banyak modus yang dilakukan pegawai maupun pemilik SPBU. Misal dia menjelaskan, soal takaran bensin selalu kurang bisa jadi dimainkan oleh pemilik SPBU. Caranya dengan mengatur flow meter, yaitu alat untuk mengatur kecepatan arus dan jumlah BBM yang dikeluarkan oleh pompa dispenser sesuai angka petunjuk yang tertera pada mesin.

"Kalo misalnya nih beli dari awal liat angka 0 sampe nominal yang di beli, kalo misalnya masih kurang takarannya berarti emang dari mesinnya kurang," ujar MAK saat berbincang dengan merdeka.com saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

Meski dispenser pompa BBM itu kerap diperiksa oleh Badan Metrologi atau pengawas dari PT Pertamina, namun kenyataannya masih ada juga SPBU yang mengambil celah untuk melakukan kecurangan. MAK mengatakan, jika pemeriksaan oleh Badan Metrologi setahun bisa dilakukan dua kali. Sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh Pertamina bisa dilakukan tiga atau lima kali, tergantung SPBU tersebut mengikuti aturan dan program-program dijalankan oleh PT Pertamina sesuai dengan standar operasi. Usai melakukan pemeriksaan biasanya Flow Meter di segel oleh pihak pengawas.

Dia pun mengatakan, jika dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengawas dari PT Pertamina terdapat kecurangan, akan berdampak sanksi bagi SPBU tersebut. Misal, sanksi yang di dapat berupa dicabutnya logo Pasti Pas yang telah terpampang di bagian depan SPBU. Bisa juga kata MAK, berdampak pada reward Pasti Pas yang diberikan PT Pertamina. Reward itu menurut MAK terhubung dengan margin pembelian bahan bakar. Pertamina juga mengeluarkan standar buat SPBU berlogo Pasti Pas.

"Paling kalau begitu reward Pasti Pas-nya paling bawah. Ada standar tingkatan dari Pertamina kalau soal itu dan reward itu terhubung dengan margin pembelian BBM," tutur MAK.

PT Pertamina melalui juru bicaranya mengatakan jika setiap bulan pengawasan selalu dilakukan kepada SPBU berlogo Pasti Pas. Sejauh ini PT Pertamina belum menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh rekanan SPBU berlogo Pasti Pas. Namun, jika ditemukan penyimpangan, PT Pertamina tak segan memberikan sanksi untuk mencegah kejadian serupa terulang.

"Kita test dan cek semua daftar pemeriksaan Pasti Pas setiap bulan di semua SPBU. Bila ditemukan ketidaksesuaian akan langsung kami berikan sanksi tindakan untuk tidak terulang lagi di masa datang," ujar Wianda Pusponegoro melalui pesan WhatsApp.

Wianda pun menjelaskan soal sanksi bagi operator maupun rekanan yang memang sengaja melakukan kecurangan. "Bila libatkan oknum operator maka ada disipliner hingga PHK (Putus Hubungan Kerja). Kalo institusi hingga pemutusan hubungan usaha. Bila libatkan oknum operator maka ada disipliner hingga PHK. Kalo institusi hingga pemutusan hubungan usaha," katanya.

Sumber: merdeka.com

Post a Comment

Komentar adalah tanggapan pribadi, bukan mewakili kebijakan Baca Berita. Kami berhak mengubah atau tidak menayangkan komentar yang mengandung kata-kata berbau pelecehan, intimidasi, dan SARA.

 
Top